Karya seorang math phobia : Cobaan Sebelum Lari Pagi
Cobaan
Sebelum Lari Pagi
Bunyi alarm keras! Terdengar dari bawah tempat
tidurku membuatku terbangun dari untaian mimpi yang telah membuatku terbang
menuju langit ke tujuh. Aku segera mematikan lagu Avenged Sevenfold yang jadi
nada dering alarmku, terlihat disudut dinding kamarku jam dinding sudah
menunjukan pukul 5 pagi, diiringi suara adzan subuh aku bangkit dari tempat
tidurku dengan segenap tenaga yang ada dengan mata yang masih sangat berat
untuk dibuka, tenaga yang baru terkumpul kugunakan untuk menarik gagang pintu
yang jauh sangat keras untuk ditarik bahkan lebih keras dari batu, beberapa
kali kucoba akhirnya usahaku membuahkan hasil pintupun terbuka dan terlihat
sebuah ruangan yang sangat gelap tanganku meraba-raba ke dinding sebelah kiriku
dan akupun merasakan stop kontak yang langsung kutekan. Tiba-tiba, cahaya yang
sangat terang benderang yang entah darimana langsung menusuk bola mataku yang
otomatis membuat kelopak mataku mengecil. Aku langsung menuruni jenjang menuju
kamar mandi dan terlihat sosok hitam bergerak berjalan ke arahku.
“Siapa itu !!” teriakku.
“Kamu sudah bangun bang ?”
“Kenapa kamu mengetahui
namaku?!!!” aku mulai panik.
“Masih mimpi ya? Ini Ayah,
cepat pergi ambil wudhu!”
Dan ternyata itu adalah ayahku yang
bersiap pergi shalat subuh berjamaah di masjid. Aku adalah anak pertama dari
tiga bersaudara, dirumah aku sering dipanggil abang dari pada Aziz namaku
sendiri, karena itu untuk mengajari adiku.
Setelah selesai shalat subuh aku
langsung mengambil jaket hitam adidas yang tergantung di dalam lemari serta
headset yang tergantung dibalik pintu. Memang, setiap pagi aku selalu lari pagi
setelah selesei shalat subuh demi mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat.
Setelah selesei memakai jaket aku langsung memasang headset dan mengatur
deretan lagu di Smartfren Andromaxku untuk didengarkan saat lari nanti. Ketika
memakai sepatu lariku yang mulai lusuh, aku merasakan getaran terus menerus
diperutku seperti ada sesuatu yang mau keluar aku segera berlari cepat ke kamar
mandi sembari melepas sepatu yang baru sebelah kupakai. Dan ternyata pintu
kamar mandi tertutup dan terkunci dari dalam akupun kembali mulai panik.
“SIAPA DIDALAM?!!” ucapku sambil memegangi perut
dengan tangan kanan dan memukul pintu kamar mandi dngan tangan kiri.
“Ini Ibu, kok belum shalat bang?”
“SUDAH KOK BU, INI ADA MASALAH YANG HARUS CEPAT
DISELESEIKAN !!!!” Aku berteriak keras seakan bunyi serine pemadam kebakaran
hilang ditelaan teriakaknku.
“Masalah apa?, Ibu baru masuk” santai jawab ibuku menanggapi teriakanku.
“Masalah apa?, Ibu baru masuk” santai jawab ibuku menanggapi teriakanku.
“SUDAHLAH BU! CEPAT!! AKU SUDAH TIDAK DAPAT
MENAHANNYA LEBIH LAMA LAGI!!!” urat-urat dikepalaku mulai terlihat menonjol
diikuti keringat dingin yang mengalir deras.
“Ooo sakit perut ya?, bentar ya, kalau Ibu keluar
sekarang nanti Ibu bisa terlambat pergi kerja” Ucap Ibuku dengan sangat
santainya seakan BAB ku ini dapat kutahan 5 minggu lagi sambil tiduran diluar
kamar mandi.
“TTDAK IBU INI SUDAH TIDAK BISA DITAHAN LAGI INI
SU.......”
Aku terdiam, otot-otot disekitar
bokongku mengeras karena menahan tekanan dahsyat yang mencoba mendorong keluar.
Aku sudah tidak bisa lagi mengeluarkan suara, seluruh nafas dan energi yang
tersisa kukerahkan dengan semaksimal mungkin ke area sekitar bokongku. Setengah
jam berlalu Ibuku mulai membuka pintu kamar mandi.
“Gimana udah keluar?”
Aku
langsung berlari kedalam kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan Ibuku dan
menyeleseikan masalahku.
Lega terasa setelah keluar kamar
mandi, hari sudah menunjukan pukul setengah 6 pagi. Kuputuskan untuk tidak jadi
lari pagi karena nanti aku bisa terlambat kesekolah dan lebih baik aku
bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
ini adalah karya geblek pas masa SMA :v
BalasHapus